Sirilus lahir di Kapadokia, Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki) pada pertengahan abad ke-3. Ia masih berusia remaja saat dibabtis menjadi seorang Kristen. Karena imannya ini; ia harus meninggalkan segala miliknya, meninggalkan keluarganya, dan mengorbankan nyawanya sebagai seorang saksi Kristus.
Ayah Sirilus adalah seorang penyembah berhala. Ia menjadi sangat marah ketika mendengar bahwa anaknya telah dibabtis menjadi seorang kristen. Ia berusaha dengan berbagai cara agar Sirilus meninggalkan iman barunya. Ia menganiaya dan menyiksa putranya untuk memaksanya murtad. Karena Sirilus tetap teguh memeluk imannya; ia diusir dari rumah dan dijebloskannya kedalam penjara. Sirilus sedih; namun bukan karena perlakuan kejam ayahnya; tapi karena ayah dan keluarganya tidak mau mengerti akan keputusannya. Satu-satunya yang menguatkan hatinya adalah kata-kata Kristus dalam kitab suci :
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; ....... ” (Mat 10:37)
Ketika dihadapkan ke pengadilan, Sirilus sedikitpun tidak takut ketika diancam oleh hakim. Karena itu sang hakim mencoba untuk membujuknya. Ia mengatakan bahwa Sirlilus akan diberi pengampunan dan tidak akan dihukum jika ia membenci dan menghujat nama Yesus. Sirilus juga akan memperoleh bagian yang besar dari harta warisan ayahnya bila ia berbaikan dengan sang ayah.
Tetapi dengan tegas remaja ini menjawab : “Karena iman, aku telah diusir dari rumah. Namun aku pergi dengan dengan gembira, sebab aku mempunyai tempat tinggal lain yang lebih mulia yang sedang menantikanku.”
Hakim lalu mencoba menakut-nakuti pikiran remaja ini. Ia memerintahkan agar Sirilus dibawa ke sebuah api unggun besar, seakan-akan hendak dibakar hidup-hidup. Ketika mereka kembali, sang hakim berkata membujuknya : "Anakku, engkau telah melihat api yang akan membakarmu dan pedang yang akan memenggal kepalamu. Segera tinggalkan Yesus, dan kembalilah ke rumah ayahmu. Engkau akan sangat beruntung dan akan memperoleh harta warisan dari ayahmu."
Namun dengan gagah martir belia ini menjawab, "Tuan hakim, anda telah berbuat kesalahan dengan membawa saya kembali kesini. Saya tidak takut pada api atau pedang sebab Yesus akan menerima saya. Seharusnya anda tidak menunda waktu lagi. Segera Jatuhkanlah hukumanmu, supaya saya cepat pergi kepada-NYA".
Mendengar kata-kata remaja ini, sang hakim menjadi sangat marah. Ia lalu menyuruh para serdadu untuk segera memenggal kepala Sirilus.
Santo Sirilus dari Kaisarea menerima mahkota kemartirannya sekitar tahun 251.
Berasal dari nama Yunani Κυριλλος (Kyrillos) yang diturunkan dari kata Yunani κυριος (kyrios) yang berarti : "Tuan " atau "Tuhan".
Dalam Kitab Suci bahasa Yunani kata Κυριλλος (Kyrillos) di pakai untuk "Tuhan" dan "Yesus"
Cyril (English), Cyrille (French) , Cyrillus, Kyrillos (Ancient Greek), Kiril (Bulgarian), Cirillo (Italian), Kiril, Kire, Kiro (Macedonian), Cyryl (Polish), Kirill (Russian), Ciril (Slovene), Kyrylo (Ukrainian)